Selasa, 18 Oktober 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 

"Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai - Nilai Kebijakan Sebagai Pemimpin"


Nama: Dila Afdila, S.Pd

Calon Guru Penggerak Kota Bandar Lampung

Angkatan 05


1.

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka yaitu Ing ngarsa sung tuladha mempunyai arti bahwa seorang guru harus dapat memberikan contoh yang baik bagi siswanya ini berarti guru harus dapat mengambil sebuah keputusan yang bijak untuk dapat dijadikan teladan bagi siswa ataupun guru sendiri mengalami sebuah masalah dilema etika diharapkan keputusan yang diambil merupakan sebuah keputusan yang bijaksana dengan menerapkan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sehingga dapat dijadikan teladan dan juga motivator bagi siswa maupun rekan guru lainnya.

Guru adalah "penuntun " segala kekuatan kodrat alam dan kodrat zaman pada anak didik agar sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Makna kata "Penuntun", dapat dipahami sebagai "Pemimpin Pembelajaran", yang berpusat pada murid. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru hendaknya mampu menggabungkan strategi pengajaran dan pembelajaran  dengan kearifan lokal dan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara (1889-1959) yaitu " Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani." 

Pratap Triloka menekankan interaksi siswa-guru dan terdiri dari Guru sebagai model memberikan motivasi (bagi mereka di tengah harus memotivasi), dan mendorong (bagi mereka yang di belakang harus mendorong) dalam keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan, termasuk dalam pengambilan keputusan. 

 

Pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas haruslah  berpihak dan memerdekakan murid sehingga menjadi pembelajaran yang positif bagi murid-murid untuk mulai berani mengambil keputusan-keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri serta keputusan yang bertanggung jawab tanpa paksaan dan campur tangan orang lain. 


2.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai positif yang ada pada diri seorang guru antara lain yaitu mandiri, kolaboratif, inovatif, reflektif serta berpihak pada murid, merupakan nilai dasar yang harus ada dalam diri seorang guru. Nilai-nilai positif tersebut akan berpengaruh saat guru dihadapkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Bagaimana kita menentukan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan juga 9 tahap pengujian dan pengambilan keputusan. Disaat guru dihadapkan dengan sebuah dilema etika seorang guru juga harus mempunyai rasa empati kepada muridnya.  Dengan didasari nilai-nilai positif tersebut dapat mengarahkan kita terhadap keputusan dengan resiko yang kecil dan juga sebuah keputusan yang berpihak pada siswa.

3. 

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambilApakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebutHal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching merupakan sebuah keterampilan yang sangat erat kaitannya dengan pengambilan keputusan. Menerapkan coaching dengan Teknik TIRTA merupakan langkah yang paling ideal saat kita membantu orang lain, dalam hal ini masalah di lingkungan sekolah. Tahapan-tahapan dalam TIRTA dapat mengidentifikasi masalah dari coachee. Coaching merupakan hal yang sangat penting, karena guru yang berperan sebagai coach dapat menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali dan menemukan potensi yang terpendam dalam diri murid ( coachee ) untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri serta mampu mengambil keputusan yang tepat. Teknik TIRTA jika dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan akan menjadi sangat ideal dalam pengambilan keputusan.Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya untuk lebih mamahami coaching, serta  membimbing saya berlatih coaching dengan menerapkan model TIRTA dengan memberikan masukan-masukan untuk lebih baik lagi.


4.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sebagai seorang pendidik kita harus dapat memenuhi kebutuhan individu setiap murid. Adanya perbedaan dalam kesiapan belajar, minat, maupun profil belajar murid menjadi tugas seorang guru untuk dapat membuat keputusan yang tepat agar semua kebutuhan murid dapat terakomodir. Kompetensi sosial dan emosional yang baik yang dimiliki oleh seorang guru sangat diperlukan saat pengambilan keputusan, oleh karena itu guru harus selalu menerapkan mindfullnes atau kesadaran penuh sehingga guru selalu berpikiran positif dan saat proses pengambilan keputusan akan berdasarkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya

 5.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik saat dihadapkan dengan berbagai masalah dilema etika ataupun bujukan moral dilingkungan sekolah, dalam pengambilan keputusan akan terpengaruh pada nilai-nilai yang dianutnya. Guru harus berpihak pada siswa dan selalu  mengutamakan kepentingan siswa dan mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Kesadaran penuh sangat diperlukan pendidik dalam menganalisis setiap kasus atau permasalahan yang terjadi apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan bujukan moral, sebagai pendidik harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran yang  dianutnya.

 

6.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.


Pengambilan keputusan yang tepat merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin. Pada pengambilan keputusan yang tepat akan menuju suatu perubahan yang kearah yang lebih baik, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tetapi jika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan akan berdampak sabaliknya. Dalam melakukan pengambilan keputusan hendaknya selalu berpedoman pada 4  paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan. Jika dalam pengambilan keputusan dilakukan melalui proses analisis kasus yang cermat dan juga menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, maka keputusan tersebut sedikit banyak akan mampu mengakomodir kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, dengan demikian akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.


7.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang muncul dalam menjalakankan pengambilan keputusan antara lain adalah untuk mengubah pola pikir dari warga sekolah untuk menuju paradigma berpihak pada murid. Keputusan yang diambil kadang tidak bisa serta merta dirasakan perubahannya seketika itu juga namun ada proses yang harus dilalui sehingga hasilnya dapat terwujud. Sosialisasi dan menjalin komunikasi secara intensif sangat diperlukan untuk merubah paradigma lama sehingga warga sekolah dapat memahami perubahan dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang baru. Pengambilan keputusan untuk menuju perubahan perlu terus dilakukan sehingga dapat menjadi budaya positif di lingkungan sekolah dan tetap berdasar pada visi dan misi sekolah.

 8. 

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang ambil akan dapat mempengaruhi cara pengajaran kepada siswa. Jika keputusan tersebut berisi tentang metode dan stategi dalam pengajaran maupun sistem penilaian yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka dapat dikatakan keputusan tersebut merupakan keputusan yang berpihak pada murid, dan sebaliknya jika keputusan tersebut tidak memberikan ruang bagi siswa untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat mereka maka keputusan tersebut tidak berpihak pada murid.  Keputusan yang diambil hendaknya merupakan keputusan yang dapat memberikan siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya baik kodrat alam maupun kodrat zaman dan sebagai bentuk dalam menuntun siswa menuju merdeka belajar. Maka hendaknya guru memberikan ruang bagi siswa untuk dapat berani mengemukakan pendapat dan mengekspresikan bakat, minat dan potensi yang dimiliknya. Sehingga murid dapat belajar mandiri bagaimana mereka dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri

9.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan, harus benar- benar memperhatikan kebutuhan individu setiap siswa. Guru diibaratkan sebagai  petani yang menanam dan memelihara benih. Jika petani memutuskan memelihara dengan baik makan benih akan tumbuh dengan biak pula namun jika petani seenaknya saja memelihara tanpa melihat kebutuhan benih tersebut untuk tumbuh makan benih tidak akan tumbuh subur. Oleh karena  itu keputusan yang ambil harus mempertimbangkan kebutuhan siswa bagaimana dapat menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya yang diawali dengan pemetaan kebutuhan mereka dengan memperhatikan minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar siswa.  Dengan demikian keputusan yang kita ambil akan mempengaruhi masa depan siswa kita kelak.

10.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan menuntun segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dalam kebahagiaan yang setinggi-tinginya, baik untuk dirinya sendiri, sekolah, maupun masyarakat. Sebagai seorang guru kita hendaknya mampu mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dengan bijaksana. Harapan dari pengambilan keputusan adalah untuk memenuhi kebutuhan murid yang beragam. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar siswanya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3  prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan  Nilai-nilai positif  dan kesadaran penuh dari seorang guru pun harus dipegang teguh dalam dirinya agar dapat mengelola aspek sosial emosionalnya sehingga guru memiliki rasa empati saat dihadapkan pada dilema etika dan dapat mengambil keputusan dengan bijak dan minim resiko. Keterampilan dalam melaksanakan Teknik coaching dapat menuntun murid dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada pada diri sebagai solusi dalam menyelesaikan masalahnya.  Dengan coaching guru dapat menggali potensi-potensi dalam diri siswa yang dapat digukanakan sebagai dasar dalam membuat keputusan dalam menentukan strategi dalam pembelajaran yaitu dengan melihat minat belajar, kesiapan belajar, dan profil belajar murid menuju merdeka belajar. Dengan demikian guru dapat mengambil keputusan secara tepat sesuai dengan kebutuhan belajar siswanya. Hal tersebut akan bermanfaat dalam belajar mereka dan berpengaruh pada masa depan mereka

 

Salam Guru Penggerak, Salam Bahagia...

19 Oktober 2022