Jumat, 21 November 2014
Minggu, 16 November 2014
tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Minggu, 09 November 2014
potensi indonesia
POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA
A.
Luas
dan Batas Teritorial Indonesia
Indonesia
adalah Negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar dan
kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar
katulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada
koordinat 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410
BT. Serta terletak di antara dua benua dan dua samudera.
Wilayah
Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara samudera hindia dan samudera
pasifik.Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km2 dan luas
perairannya 3.257.483 km2. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau
jawa,dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5
pulau besar, yaitu: Kalimantan, Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Batas
wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan teritorial laut 12
mil laut serta zona ekonomi eksklusif 200 mil laut searah penjuru mata angin.
Batas-batas wilayah Indonesia:
Utara :
Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan.
Selatan :
Australia, Timor Leste, dan Samudera Indonesia
Barat :
Samudera Indonesia
Timur :
Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik
Kondisi Geografis
Indonesia
memiliki bentang alam atau bentuk permukaan bumi yang ada di daratan berbeda-beda.Ada
yang disebut dataran tinggi, daratan rendah dan pantai. Daerah-daerah tersebut
tentunya dapat diketahui dari letak suatu wilayah, antara lain sebagai berikut:
·
Posisi daerah tersebut
terhadap tempat atau daerah lain.
·
Kehidupan penduduk yang
ada di daerah tersebut.
·
Latar belakang sejarah
dan pengaruh yang pernah ada atau akan ada terhadap daerah tersebut.
1.
Letak
Fisiografis
Letak
fisiografis adalah letak suatu tempat berdasarkan segi fisiknya, seperti dari
segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan dalam
bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut. Letak fisiografis ini
meliputi:
a.
Letak
Astronomis
Letak astronomis
yaitu letak suatu tempat berdasarkan koordinat garis lintang dan garis
bujurnya. Letak astronomis Indonesia 60 LU – 110 LS dan
950 BT – 1410 BT. Letak astronomis ini menyebabkan
Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat membawa keuntungan bagi Negara
Indonesia. Keuntungan yang di dapat Indonesia dengan letak astronomis tersebut
adalah memiliki curah hujan yang tinggi dan penyinaran matahari sepanjang
tahun.Lahan-lahan pertanian sangat bergantung pada curah hujan yang tinggi dan
penyinaran matahari, sehingga dapat memberikan kesuburan pada lahan
pertanian.Dengan demikian memiliki ekonomis yang tinggi.Selain itu, wilayah
Indonesia juga banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup
tinggi.Hal ini sangat menguntungkan Indonesia untuk bercocok tanam ataupun
aktivitas dalam segala bidang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.
Letak
Geografis
Letak geografis
yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataan di muka bumi atau letak suatu
tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis disebut
juga letak relative, disebut relative karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena
geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua, dan
samudera.
Secara geografis Indonesia terletak
di antara dua benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dan benua
Australia.Sedangkan samudera yang membatasi adalah Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik.Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah
Indonesia, baik dilihat dari kenyataan fisik dan sosialmaupun ekonomi dan
politik.
c.
Letak
Geologis
Letak geologis
ialah letak suatu daerah atau Negara berdasarkan struktur batu-batuan yang ada
pada kulit buminya.Letak geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut,
yaitu dari sudut formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur
pegunungannya.Indonesia terletak pada pertemuan dua pegunungan muda, yaitu
sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania. Oleh karena itu di Indonesia:
·
Terdapat banyak gunung
berapi yang dapat menyuburkan tanah.
·
Sering terjadi gempa
bumi.
Terdapat bukit-bukit tersier yang kaya akan barang
tambang, seperti minyak bumi, batu bara dan bauksit.
d.
Letak
Geomorfologi
Letak
geomorfologi yaitu letak suatu tempat berdasarkan tinggi rendahnya tempat
tersebut terhadap permukaan laut atau dilihat dari bentuk permukaan bumi.Letak
geomorfologi Indonesia sangat bervariatif. Perbedaan letak geomorfologis
mempunyai pengaruh yang bermacam-macam, misalnya:
·
Adanya suhu yang
berbeda-beda sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman.
·
Menentukan ada tidaknya
mineral-mineral yang dikandung oleh batuan-batuan.
·
Menentukan kepadatan
penduduk, misalnya tempat-tempat yang morfologi daratannya berbukit-bukit atau
terjal kepadatan penduduknya kecil.
·
Perlu memperhitungkan
morfologi daerah sebelum membangun bangunan-bangunan, jembatan-jembatan,
gedung-gedung, dan jalan-jalan raya.
e.
Letak
Maritim
Letak maritim
yaitu letak suatu tempat ditinjau dari keadaan kelautan di sekitarnya, yakni
apakah tempat itu dekat atau jauh dari laut serta apakah sebagian atau
seluruhnya dilingkupi oleh laut, dan sebagainya. Letak maritime atau letak
kelautan Indonesia sangat baik sebab wilayahnya yang berbentuk kepulauan
dikelilingi oleh tiga laut besar, yakni bagian timur Indonesia berhadapan
langsung dengan Samudera Pasifik, bagian selatan Indonesia berhadapandengan
Samudera Indonesia, dan bagian utara Indonesia berhadapan dengan Laut Cina
Selatan.
Letak maritime
yang demikian tentu saja membawa akibat yang baik untuk Indonesia, misalnya
adanya usaha atau kegiatan dibidang pelayaran, perikanan, serta pelabuhan di
wilayah Indonesia.Menyebabkan Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang besar
untuk dikembangkan, dan Indonesia mempunyai posisi penting dalam percaturan
politik dunia.
2.
Letak
Sosiografis
Letak sosiologis
adalah letak suatu tempat ditinjau dari sosio-kulturalnya, seperti segi
ekonomi, segi politiks, dan sebagainya.
a.
Letak
Ekonomis Indonesia
Letak ekonomis
adalah letak suatu Negara ditinjau dari jalur dan kehidupan ekonomi Negara
tersebut terhadap Negara lain. Letak ekonomis Indonesia sangat baik, sebab
terletak antara benua asia dan benua Australia ditambah dengan beberapa tempat
di sekitar Indonesia yang merupakan pusat lalu lintas perdagangan, misalnya
Kuala Lumpur dan Singapura.
Negara tetangga Indonesia ini
membutuhkan hasil-hasil pertanian dan hasil pertambangan yang banyak dihasilkan
di Indonesia.Kemungkinan Indonesia menjadi pusat pasar sehingga banyak industry
yang menanamkan modal di Indonesia.
b.
Letak
Sosio-Kultural Indonesia
Letak sosiokultural adalah letak berdasarkan keadaan sosial
dan budaya daerah yang bersangkutan terhadap daerah di
sekelilingnya. Indonesia, secara sosiogeografis–kultural, terletak di
perempatan jalan antara Benua Asia dan Australia yang terdiri dari berbagai
bangsa.Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.
Secara
sosiokultural, Indonesia mempunyai banyak persamaan umum dengan negara-negara
tetangga.Misalnya, sama-sama merupakan negara sedang berkembang, sama-sama
sedang menghadapi masalah ledakan penduduk, sama-sama berlandaskan kehidupan
beragama, sama-sama bekas negara jajahan, dan sebagian besar penduduknya
mempunyai persamaan ras. Melihat kondisi-kondisi sosial tersebut, tidak
mengherankan apabila bangsa-bangsa di Asia, umumnya dan Asia Tenggara,
khususnya, berupaya memajukan masyarakat dan memperbaiki keadaan sosiokulturalnya.
Adanya kerja samadan kontak sosial ini dapat dilihat dengan dibentuknya ASEAN,
Asean Games, dan berbagai bentuk kerja sama lainnya.
Sabtu, 08 November 2014
planet
Kata planet dari bahasa yunani yaitu planetai,yang berarti pengembara.Hal ini disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah tetap. Planet adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri,berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi bintang (matahari). Sebagian besar planet mempunyai pengiring atau pengikut yang disebut satelit yang beredar mengelilingi matahari.
siklus air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi,presipitasi,evaporasi,dan transpitasi.
Langganan:
Postingan (Atom)